Minyak Atsiri Buatan "Urang Solok" Dieksport Ke China Dan Eropa

 

Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat, masih menjadikan minyak atsiri atau minyak aromatik sebagai komoditas utama kota pada tahun 2018 dengan fokus pada pengembangan tanaman yang menghasilkannya yaitu serai wangi dan nilam, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kusnadi didampingi Kepala Seksi Perkebunan Rini Meiliza menyatakan di Solok, Kamis.

Dia menjelaskan bahan baku minyak atsiri seperti serai sereh banyak dihasilkan dari sentra penanaman di desa VI Suku, kecamatan Lubuk Sikarah, desa Kampung Jawa, Kecamatan Laing.

Pada 2017, produksi minyak atsiri di Kecamatan Lubuk Sikarah mencapai 122,5 ton dan Tanjung Harapan 402,5 ton, dengan 525 ton dari sekitar 30 hektar kebun citronella.

Sedangkan produksi pada 2016 mencapai 377 ton, dibandingkan tahun 2015 ketika pabrik volatil hanya menghasilkan 79 ton dengan luas tanaman 21,5 hektare.

"Kami telah membentuk lima kelompok petani dalam pengembangan tanaman penting," ia menunjuk.

Secara umum, diperlukan tanaman esensial dan dapat diolah menjadi berbagai produk termasuk sabun, sariwangi, minyak daun cengkeh, bahan pembuat parfum, minyak aromatik, dan minyak pijat yang dapat meningkatkan sirkulasi darah, jelasnya.

Dalam farmasi, lanjutnya, tanaman penghasil minyak esensial seperti serai wangi dapat dibuat dalam penghematan bahan bakar, tetapi tidak ada manajemen di Solok.

Pada 2018, fokusnya adalah memupuk petani untuk pemeliharaan tanaman dan operasi kilang, sementara pada tahun 2017 telah membantu penyediaan benih bagi petani.

Dalam distribusi penjualan, minyak esensial baru dikirim ke Pondok, Padang untuk diekspor ke China dan Eropa.


(sumber referensi utama antara Sumbar)

1 Comments:

  1. Apakah ada nomor yang dapat dihubungi terkait minyak cengkeh dari Solok? Terima masih

    BalasHapus